Senin, 18 April 2011

Tawakkal

Hakikat Tawakkal



Di kalangan masyarakat awam banyak orang yang salah paham tentang tawakkal. Menurut mereka tawakkal ialah menyerahkan diri secara bulat-bulat kepada Allah SWT, tanpa adanya usaha dan ikhtiar. Serahkan diri kepada Allah SWT tanpa sesuatu usaha seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya, tidak bergerak dan tidak berkata apa-apa. Adanya pendapat yang demikian, jatuhlah umat Islam di mata dunia, hina dinalali martabat mereka di tengah-tengah penduduk di dunia. Padahal agama Islam adalah agama yang penuh dinamika, yang mendorong umatnya untuk merebut kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi.
Berusaha dan berikhtiar tidaklah akan mengeluarkan orang dari garis tawakkal. Berjuang mencari isi perut sesuap pagi dan sesuap petang tidaklah akan menafikan tawakkal, karena hidup ini adalah untukberjuang.
Dalam sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban diceritakan, bahwa ada seorang Arab Badwi (dusun) yang katanya hendak bertawakkal kepada Allah SWT, sehingga dilepaskannya semua untanya. Lantas Nabi SAW menegurnya: “Ikatlali untamu itu, kemudian baru bertawakkal”
CONTOH-CONTOH DARI ALAM
Pada waktu pagi hari, di kala pergelutan samar-samar di kegelapan ujung malam dengan sinar fajar, berkicaulah burung-burung murai di dahan-dahan pohon, berbunyilah burung balam di alas pelepah nyiur yang sedang melambai, keluarlah sapi dari kandangnya ke padang rumput, berpuluh ekor itik mulai berenang di kali. Semuanyamenyambutpagi yangbaru muncul itu dengan rasa gembira. Ma-sing-masingmargasatwa meninggalkan peraduannya pergj mencari makanannya tanpa pernah merasa bosan. Sehingga pada waktu sore perutnya telah berisi makanan; ada yang penuh dan ada yang separuh-paruh, tetapi perutnya tidak ada yang kosong, Nah, seandainya hewan-hewan itu tidak keluar mencari makanannya tentulah makhluk-makhluk Allah SWT tersebut mati karena kelaparan.
Demikian juga dengan dunia flora. Bunga lili yang dipelihara dan disirami oleh pemiliknya di setiap pagi dan sore. Apakah kita anggap dia hanya menyerah dan tidak bereaksi? Sebenarnya dia bekerja dengan caranya sendiri, dihisapnya air itu ke dalam batangnya dengan akarnya yang senantiasa ber-tambah panjang tidak disia-siakannya air yang jatuh dari tangan sang pemiliknya, ketika menyiraminya.
Pada suatu hari setelah selesai shalat, Nabi SAW melihat-lihat ke sekitarnya di dalam masjid. Di suatu sudut tampaklah seorang yang masih duduk termenung. Ternyata orang tersebut adalah Abu Umamah, Nabi SAW datang mendapatkan sahabat tersebut. Pada saat itu terjadilah pembicaraan antara Nabi SAW dengan Abu Umamah : “Hai Abu Umamah, kenapa engkau masih duduk di masjid, sedangkan orang lain sudah pergi se-mua dan waktu shalat telah habis?”. Abu Umamah menjawab : ” Sungguh banyak permasalahan meresahkan saya ya Rasulullah! Utang yang se-dang melilit diri saya. Untuk menghi-langkan itu semua, maka saya tafekkur di masjid ini, dengan harapan semoga Allah SWT menunjukkan jalan ke-luarnya”. SabdaNabi SAW: “Maukah engkau saya ajarkan suatu doa, yang dengan doa itu bila engkau baca siang dan malam Allah SWT akan menghi-langkankerisauanmuini?”. Kemudian Nabi SAW membacakan dan meng-ajarkan doa ini : “ALLAHUMMA INNI A’UZUBKA MINAL HAMMI WAL HUZNI, WA A’UZUBIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI, WA A’UZUBKA MINAL JUBUNI WAL BUKHLI WAL FASYLI,WA MIN GHALABATIDDAIN, WA QAHRIRJAAL (Ya Tuhan, Berilah aku perlindungan dari kedukaan hati dan keluh kesah, berilah aku perlindungan dari kelemahan dan kemalasan. Peliharalah aku dari sifat penakut dan bakhil. Peliharalah aku dari lilitan utang dan paksaan orang lain) ” (HR-Abu Daud).
Sungguh tegas dan terang di dalam hadits ini bagaimana fungsi usahadan ikhtiar. SebabNabi SAW sendiri mengajarkan berdoa me-minta perlindungan Allah SWT dari duka cita, keluh kesah, malas, penakut, bakhil, dililit utang, dan diperbudak oleh orang lain. Penyakit-penyakit lemah, malas, dan pengecut menyebabkan seseorang tidak berupaya bekerja. Tidak sanggup bekerja akhimya tertinggal dalam perjuangan hidup. Padahal hidup adalah perjuangan, dan perjuangan itu harus diiringi oleh tawakkal. Tawakkal tanpa perjuangan seperti kayu tak berakar, dan perjuangan tanpa tawakkal seperti kebun tak berpagar.
Perisai tawakkal adalah senjata yang paling tangguh dalam mengha-dapi serangan putus asa dan kema-langan. Takdir yang telah digariskan Tuhan atas din kita tidak dapat kita tolak melain dengan tawakkal.

JENIS-JENIS TAWAKKAL
Pertama, tawakkal pada peker-jaan yang mempunyai sebab dan illat. Dalam hal ini, kita harus berusaha menuruti sebab dan illat tersebut. Hulunyakitatelusuri, mua-ranya kita hiliri. Bila sudah tertumbuk ke hulu dan sampai ke hilir, barulah kita bertawakkal. Jadi, tawakkal di sini menuruti perjalanan sebab dan akibat.
Kedua, tawakkal dalam urusan-urusan yang tidak berillat dan bersebab. Kematian yang menimpa seseorang secara tiba-tiba, atau harta benda yang terbakar secara tiba-tiba. Di saat seperti ini kita tidak boleh goyang, tidak boleh putus asa, tetapi katakanlah: ”Inaaa lillaahi wa inna ilaihi raji’uun“. Resapkan makna kalimat ini ke dalam hati, sembari mengingat, bahwa kita dilingkupi oleh takdir. Untuk itu kita harus bertawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT : “….Kemudian apabila kamu telah rftembulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya“.(QS.Ali Imran : 159).

1 komentar:

  1. Subhanallah,,,,,memang tawakkal jika dijalani agak sulit tapi jika bisa , Allah akan memberi kita balasan yang sepadan,,,,,,,

    BalasHapus